Lembata. Surga Kecil Flores
Lembata adalah salah satu nama dari gugus kepulauan di
Kabupaten Flores Timur yang sudah memasyarakat sejak
tahun 1965. Tetapi sebelum dikenal dengan nama Lembata, dahulu pada masa
pemerintahan Hindia Belanda hingga kini dikenal dalam peta Indonesia
dengan nama "Pulau Lomblen". Pada tanggal 24 Juni 1967
dilaksanakan Musyawarah Kerja Luar Biasa Panitia Pembentukan Kabupaten Lembata
yang diselenggarakan di Lewoleba yang kemudian mengukuhkan nama Lembata. Pengukuhan
nama "Lembata" ini sesuai sejarah asal masyarakatnya dari pulau
"Lepanbatan", sehingga
mulai 01 Juli 1967 sebutan untuk penduduk yang semula "Orang Lomblen"
berubah menjadi "Orang Lembata".
Kabupaten Lembata memiliki sejumlah
obyek wisata yang menarik untuk dipromosikan. Dari sekian banyak obyek wisata
tersebut, tercatat lima destinasi wisata yang layak dijual.
Lima destinasi wisata unggulan di
Lembata itu adalah Desa Nelayan Lamalera di Kecamatan Wulandoni, Tanjung
Nuhanera di Kecamatan Lebatukan, Bukit Doa dan Bukit Cinta di
Bour, kecamatan Nubatukan, Puncak Ile Lewotolok di kecamatan Ile
Ape dan Pantai Bean di kecamatan Buyasuri.
Berikut ini akan diuraikan secara
singkat kelima destinasi wisata unggulan di Lembata yang layak dipertimbangkan
dan referensikan kepada para pencinta pariwisata domestik maupun internasional:
1.
Desa Nelayan Lamalera
Desa Nelayan Lamalera merupakan
destinasi pertama dan terutama di Lembata bahkan Nusa Tenggara Timur (NTT)
dimana desa ini terkenal dengan sederet keunggulan. Jika kebanyakan desa
nelayan di NTT identik dengan pemeluk agama Islam, maka di Lembata, desa
nelayan ini justru menjadi muasal penyebaran agama Katolik di pulau ini. Dan
dalam tradisi penangkapan ikan paus dengan cara tradisional, ritual keagamaan
tak akan lepas proses yang wajib mereka lakukan.
Di desa ini, Anda setiap saat dapat
menyaksikan bagaimana ketahanan warganya untuk struggle dengan alam desa
yang bercadas. Uniknya lagi desa ini menghasilkan banyak orang cerdas dan
sukses di negeri ini.
Untuk mencapai desa ini, relatif
tidak sulit lantaran akses transportasi baik dari Lewoleba melalui jalur darat
maupun dari mana saja melalui jalur laut, semua tersedia. Hanya saja, Anda
mungkin perlu stamina untuk menghadapi kondisi jalan raya yang jauh dari
kelayakan sebagai sebuah akses menuju destinasi wisata.
2.
Tanjung Nuhanera
Eksotika pulau Lembata itu ada di
sini. Betapa tidak, lekak-lekuk pulau dalam radius yang tidak jauh, bisa Anda
nikmati sambil mendayung sampan atau perahu di hamparan teluk yang nyaris tak
pernah bergejolak oleh gelombang.
Letaknya tidak jauh dari Kota
Lewoleba dan didukung oleh akses jalan raya yang relatif lebih baik
dibandingkan kondisi di belahan Lembata yang lainnya.
Teluk Waienga yang bergaris pantai
sepanjang 91 ini tidak hanya tempat yang indah, namun juga memiliki sejuta
cerita di baliknya. Masyarakat lokal Nuhanera dipercaya sebagai tempat tinggal
leluhur atau orang yang sudah meninggal, sehingga ada kearifan laut tertentu
yang harus dituruti demi menjaga kawasan ini.
Secara berkala paus biru muncul di
teluk ini, ada juga penyelam yang melihat ikan duyung. Usai mengeksplor
kekayaan bawah lautnya, wisatawan dapat berkunjung ke kampung adat ataupun tracking
mendaki Gunung Ilelewotolok. Untuk menuju ke tempat ini bisa menyewa kapal yang
memuat hingga 20 orang.
3.
Bukit Doa dan Bukit Cinta
Hanya sekitar 20 menit dari Kota
Lewoleba, Lembata, Anda bisa menjumpai satu destinasi terdekat dan paling ramai
di pulau ini. Adalah Bukit Doa dan Bukit Cinta yang juga sering disebut sebagai
Wolor Pass dengan monumennya yang gagah terpajang dan indah dilihat dari laut.
Setiap petang hari, selalu saja lebih dari 20 orang datang dan sekadar
menikmati keindahan pemandangan yang dibalut oleh kemuning warna matahari yang
beranjak turun hingga hilang dalam gelap malam.
Tidak jauh dari situ, ada juga bukit
doa dengan track jalan salib menuju puncak bukit, tempat dimana peziarah akan
menemukan megahnya patung Bunda Maria di puncak itu. Kawasan ini tampaknya akan
diarahkan menjadi zona wisata dengan penataan yang terus dilakukan oleh Pemda
maupun yayasan yang mengelola tempat wisata rohani ini.
4.
Puncak Ile Lewotolok
Ile Lewotolok adalah sebuah gubung
berapi yang terletak di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Lembata. Untuk
memulai pendakian, Anda tidak butuh waktu yang lama untuk menjangkau titik
start memulai tracking di wilayah Ile Ape Timur, tepatnya di Desa Lamagute.
Menempuh rute yang tidak mudah dan
penuh tantangan, dibutuhkan stamina yang cukup untuk bisa menjangkau kawah.
Namun, bagi mereka yang pernah menjangkau titik ini, hilang semua lelah saat
menyaksikan keindahan pemandangan di hamparan kawah gunung itu
5.
Pantai Bean
Seorang pencinta wisata mengisahkan
kenangannya mengunjungi pantai ini dengan mengatakan, Pantai Bean Duplikat
Keindahan Phuket. Ya, ia menggambarkan keindahan Pantai Bean sebagai titik
wisata di Lembata yang kelasnya setara dengan Pantai Phuket di Thailand yang
terkenal itu. Ia bahkan mengatakan, “Jangan ngaku sudah pernah pergi ke Lembata
kalau belum berenang di pantai Bean.”
Siapa sangka di ujung tandusnya
Lembata, pulau seribu pesona ini menyimpan sejuta panorama indah, rasa
penasaran mengantarkan saya untuk mengunjungi pantai yang disebut-sebut
mengalahkan pantai Phuket Thailand sekalipun. Keindahan panorama pantai dengan
hamparan pasir putih serta hempasan ombak yang cukup besar, serta tebing dan
gua alam.
Pantai Bean merupakan pantai pasir
putih yang unik dengan pasir putih dalam bentuk kristal-kristal halus yang
membentang dari barat ke timur sejauh kurang lebih 5 KM dengan ombak laut yang
bergulung terus menerus dan pecah secara teratur. Indah sekali.
Pantai Bean terletak di ujung Pulau
Lembata yang berhadapan langsung dengan Pulau Alor. Terletak di Desa Bean
Kecamatan Buyasuri dengan jarak tempuh 82 KM dari pusat Kota Lewoleba, untuk
menuju ke lokasi tersebut dapat ditempuh dengan angkutan darat.
Di seputaran pantai ini tidak ada pasar
ataupun hotel. Untuk sinyal dan listrik saja masi sangat minim. Namun pihak
desa setempat akan mengusahakan homestay untuk para pengunjung. Boleh
juga membawa perlengkapan kemah sendiri dan bekal seadanya, mengenai makanan
ringan kita bisa membelinya di kios-kios warga sekitar atau bisa juga
membelinya di pusat kecamatan tapi kalau di pusat kecamatan lumanyan jauh dan
menguras banyak tenaga.
Akses menuju pantai Bean memang
harus menguji ketangguhan fisik. Bertolak dari pusat kota Lewoleba menuju Kedang
selanjutnya melewati beberapa desa menuju pantai Bean. Setelah sampai di desa
Panama, membutuhkan waktu lebih kurang 40 menit untuk menuju ke Desa Bean
dengan jalan yang lumayan buruk, berlobang, berbatu dan dengan kecuraman yang
lumayan menggoda. Jika menggunakan sepeda motor dan berhasil melewati semua
tantangan selama di jalan maka selamat anda adalah pengendara yang hebat.