Rabu, 11 Januari 2017

Lembata surga kecil flores.




   Lembata. Surga Kecil Flores



Lembata adalah salah satu nama dari gugus kepulauan di Kabupaten Flores Timur yang sudah memasyarakat sejak tahun 1965. Tetapi sebelum dikenal dengan nama Lembata, dahulu pada masa pemerintahan Hindia Belanda hingga kini dikenal dalam peta Indonesia dengan nama "Pulau Lomblen". Pada tanggal 24 Juni 1967 dilaksanakan Musyawarah Kerja Luar Biasa Panitia Pembentukan Kabupaten Lembata yang diselenggarakan di Lewoleba yang kemudian mengukuhkan nama Lembata. Pengukuhan nama "Lembata" ini sesuai sejarah asal masyarakatnya dari pulau "Lepanbatan", sehingga mulai 01 Juli 1967 sebutan untuk penduduk yang semula "Orang Lomblen" berubah menjadi "Orang Lembata".
Kabupaten Lembata memiliki sejumlah obyek wisata yang menarik untuk dipromosikan. Dari sekian banyak obyek wisata tersebut, tercatat lima destinasi wisata yang layak dijual.
Lima destinasi wisata unggulan di Lembata itu adalah Desa Nelayan Lamalera di Kecamatan Wulandoni, Tanjung Nuhanera di Kecamatan Lebatukan,  Bukit Doa dan Bukit Cinta di Bour, kecamatan  Nubatukan, Puncak Ile Lewotolok di kecamatan Ile Ape dan  Pantai Bean di kecamatan Buyasuri.
Berikut ini akan diuraikan secara singkat kelima destinasi wisata unggulan di Lembata yang layak dipertimbangkan dan referensikan kepada para pencinta pariwisata domestik maupun internasional:
1.      Desa Nelayan Lamalera
Desa Nelayan Lamalera merupakan destinasi pertama dan terutama di Lembata bahkan Nusa Tenggara Timur (NTT) dimana desa ini terkenal dengan sederet keunggulan. Jika kebanyakan desa nelayan di NTT identik dengan pemeluk agama Islam, maka di Lembata, desa nelayan ini justru menjadi muasal penyebaran agama Katolik di pulau ini. Dan dalam tradisi penangkapan ikan paus dengan cara tradisional, ritual keagamaan tak akan lepas proses yang wajib mereka lakukan.

Di desa ini, Anda setiap saat dapat menyaksikan bagaimana ketahanan warganya untuk struggle dengan alam desa yang bercadas. Uniknya lagi desa ini menghasilkan banyak orang cerdas dan sukses di negeri ini.
Untuk mencapai desa ini, relatif tidak sulit lantaran akses transportasi baik dari Lewoleba melalui jalur darat maupun dari mana saja melalui jalur laut, semua tersedia. Hanya saja, Anda mungkin perlu stamina untuk menghadapi kondisi jalan raya yang jauh dari kelayakan sebagai sebuah akses menuju destinasi wisata.



2.      Tanjung Nuhanera


Eksotika pulau Lembata itu ada di sini. Betapa tidak, lekak-lekuk pulau dalam radius yang tidak jauh, bisa Anda nikmati sambil mendayung sampan atau perahu di hamparan teluk yang nyaris tak pernah bergejolak oleh gelombang.
Letaknya tidak jauh dari Kota Lewoleba dan didukung oleh akses jalan raya yang relatif lebih baik dibandingkan kondisi di belahan Lembata yang lainnya.
Teluk Waienga yang bergaris pantai sepanjang 91 ini tidak hanya tempat yang indah, namun juga memiliki sejuta cerita di baliknya. Masyarakat lokal Nuhanera dipercaya sebagai tempat tinggal leluhur atau orang yang sudah meninggal, sehingga ada kearifan laut tertentu yang harus dituruti demi menjaga kawasan ini.
Secara berkala paus biru muncul di teluk ini, ada juga penyelam yang melihat ikan duyung. Usai mengeksplor kekayaan bawah lautnya, wisatawan dapat berkunjung ke kampung adat ataupun tracking mendaki Gunung Ilelewotolok. Untuk menuju ke tempat ini bisa menyewa kapal yang memuat hingga 20 orang.
3.      Bukit Doa dan Bukit Cinta
Hanya sekitar 20 menit dari Kota Lewoleba, Lembata, Anda bisa menjumpai satu destinasi terdekat dan paling ramai di pulau ini. Adalah Bukit Doa dan Bukit Cinta yang juga sering disebut sebagai Wolor Pass dengan monumennya yang gagah terpajang dan indah dilihat dari laut. Setiap petang hari, selalu saja lebih dari 20 orang datang dan sekadar menikmati keindahan pemandangan yang dibalut oleh kemuning warna matahari yang beranjak turun hingga hilang dalam gelap malam.

Tidak jauh dari situ, ada juga bukit doa dengan track jalan salib menuju puncak bukit, tempat dimana peziarah akan menemukan megahnya patung Bunda Maria di puncak itu. Kawasan ini tampaknya akan diarahkan menjadi zona wisata dengan penataan yang terus dilakukan oleh Pemda maupun yayasan yang mengelola tempat wisata rohani ini.



4.      Puncak Ile Lewotolok

Ile Lewotolok adalah sebuah gubung berapi yang terletak di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Lembata. Untuk memulai pendakian, Anda tidak butuh waktu yang lama untuk menjangkau titik start memulai tracking di wilayah Ile Ape Timur, tepatnya di Desa Lamagute.

Menempuh rute yang tidak mudah dan penuh tantangan, dibutuhkan stamina yang cukup untuk bisa menjangkau kawah. Namun, bagi mereka yang pernah menjangkau titik ini, hilang semua lelah saat menyaksikan keindahan pemandangan di hamparan kawah gunung itu


5.      Pantai Bean

Seorang pencinta wisata mengisahkan kenangannya mengunjungi pantai ini dengan mengatakan, Pantai Bean Duplikat Keindahan Phuket. Ya, ia menggambarkan keindahan Pantai Bean sebagai titik wisata di Lembata yang kelasnya setara dengan Pantai Phuket di Thailand yang terkenal itu. Ia bahkan mengatakan, “Jangan ngaku sudah pernah pergi ke Lembata kalau belum berenang di pantai Bean.”
Siapa sangka di ujung tandusnya Lembata, pulau seribu pesona ini menyimpan sejuta panorama indah, rasa penasaran mengantarkan saya untuk mengunjungi pantai yang disebut-sebut mengalahkan pantai Phuket Thailand sekalipun. Keindahan panorama pantai dengan hamparan pasir putih serta hempasan ombak yang cukup besar, serta tebing dan gua alam.
Pantai Bean merupakan pantai pasir putih yang unik dengan pasir putih dalam bentuk kristal-kristal halus yang membentang dari barat ke timur sejauh kurang lebih 5 KM dengan ombak laut yang bergulung terus menerus dan pecah secara teratur. Indah sekali.
Pantai Bean terletak di ujung Pulau Lembata yang berhadapan langsung dengan Pulau Alor. Terletak di Desa Bean Kecamatan Buyasuri dengan jarak tempuh 82 KM dari pusat Kota Lewoleba, untuk menuju ke lokasi tersebut dapat ditempuh dengan angkutan darat.
Di seputaran pantai ini tidak ada pasar ataupun hotel. Untuk sinyal dan listrik saja masi sangat minim. Namun pihak desa setempat akan mengusahakan homestay untuk para pengunjung. Boleh juga membawa perlengkapan kemah sendiri dan bekal seadanya, mengenai makanan ringan kita bisa membelinya di kios-kios warga sekitar atau bisa juga membelinya di pusat kecamatan tapi kalau di pusat kecamatan lumanyan jauh dan menguras banyak tenaga.
Akses menuju pantai Bean memang harus menguji ketangguhan fisik. Bertolak dari pusat kota Lewoleba menuju Kedang selanjutnya melewati beberapa desa menuju pantai Bean. Setelah sampai di desa Panama, membutuhkan waktu lebih kurang 40 menit untuk menuju ke Desa Bean dengan jalan yang lumayan buruk, berlobang, berbatu dan dengan kecuraman yang lumayan menggoda. Jika menggunakan sepeda motor dan berhasil melewati semua tantangan selama di jalan maka selamat anda adalah pengendara yang hebat.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar